PANCASILA DAN
PLURALLISME
DALAM BUDAYA INDONESIA
DISUSUN OLEH :
ENGGAR BUDHI PRASETYO
(5202416065)
PENDIDIKAN TEKNIK
OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGRI
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejak lama, seluruh bangsa Indonesia selalu diangkat
agar selalu hidup bedampingan dengan damai dalam masyarakat yang berbeda suku,
bangsa, ras,golongan. Kita di ajak untuk mengerti, menghayati dan melaksanakan
kehidupan bersama kearah terciptanya persatuan dan kesatuan yang bersemboyan
“Bhineka Tunggal Ika.”
Oleh karena itu kita selalu di ingatkan untuk
menghargai dan menghayati perbedaan suku bangsa, agama, ras dan golongan
sebagai unsur utama untuk mempersatukan dan bukan di jadikan sebagai alasan
bagi terjadinya konflik sosial agar selalu hidup berdampingan secara damai, hal
ini merupakan bentuk sosialitas nilai yang terkandung dalam multikulturalisme
dan pluralisme.
Sebagai bangsa dengan masyarakat yang kita namakan
sebagai masyarakat majemuk, untuk mencapai cita-cita itu tidak mudah. Mengapa?
“karena tidak banyak orang di antara kita yang memahami benar bahwa hakikat
suku bagsa, agama, ras dan golongan dalam masyarakat juga merupakan manifestasi
dari etnik yang memiliki latar belakang sosial dan budaya, karena itu dapat
membentuk car berfikir, sikap dan tindakat. Dengan itu peran panca sila dan
pluralisme sangat berpengaruh dalam hal tersebut. Indonesia sangat mempunyai
banyak budaya, setiap daerah mempunyai berbagi perbedaan pada setiap daerah
yang ada di indonesia.
Pada umumnya pemuda
indonesia dibentuk untuk menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki
pemikiran yang luas, intelektual, realitias dan sistematis dalam menjalankan
ketatanegaran. Akan tetapi, rusaknya generasi penerus bangsa yang pada umunya
di kalangan pemuda akan membuat dampak negatif yang amat besar, dan kurangnya
pengamalan butir-butir pancasila sebagai pencerminan nilai luhur membuat
generasi muda berakibat buruk.
Dengan begitu pemuda Indonesia akan dapat menjadi
lebih anarkis atau premanisme dan akan lebih berprilaku menyimpang dan mudah
terpengaruh hal negatif. Dengan itu maka pemua indonesia harus ditanamkan
butir-butir pancasila agar menjadi penerus generasi muda yang baik dan dapat
mengharumkan nama bangsa dan negara, dan tak ada lagi yang namanya kekerasan
ataupun tawuran di kalangan pemuda.
Rumusan
Masalah :
1.
Aapa itu pancasila ?
2.
Bagaimana etika sosial dan budaya
dalam berbangsa ?
3.
Bagaimana pancasila menjadi pradigma
pembangunnan sosial budaya ?
4.
Bagaimana memahami butir-butir isi
dari pancasila ?
5.
Bagaimana pandangan pluralisme dalam
budaya ?
6.
Apa peran pluralisme dalam budaya
Indonesia ?
7.
Bagaimana model pluralisme budaya ?
Tujuan :
Tujuan dari
makalah ini adalah pembaca dapat :
1.
Memahami apa itu pancasila.
2.
Memahami etika sosial dan budaya
dalam berbangsa.
3.
Dapat memahami pancasia sebagai
pradigma pembangunan sosial budaya.
4.
Dapat memahami butir-butir isi dari
pancasila.
5.
Dapat memahami pandangan pluralisme
dalam budaya.
6.
Dapat memahami peran pluralisme
dalam budaya.
7. Dapat
mengetahui model pluralisme dalam budaya .
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
PANCASILA
Pancasila
adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi
utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
B. ETIKA SOSIAL
BUDAYA DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA
Etika sosial dan budaya bertolak dari rasa kemanusiaan
yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling
memahami, saling menghargai, saling mencintai dan saling menolong diantara
sesama manusia dan warga bangsa. Dalam masyarakat Indonesia perlu sekali
menumbuhkan rasa malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan
dengan moral agama dan nilai luhur budaya bangsa. Selain itu juga perlu
dikembangkan bedaya keteladanan yang harus diwujudkan dalam prilaku setiap
lapisan masyarakat.
Etika ini dimaksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan
kambali kehidupan berbangsa dan berbudaya tinggi dengan menggugah, menghargai,
dan mengembangkan budaya nasional yang bersumber dari kesadaran setiap lapisan
masyarakat.
C. PANCASILA SEBAGAI PRADIGMA
PEMBANGUNAN SOSIAL DAN BUDAYA
Pembangua bidang sosial budaya harus dilaksanakan atas
dasar kepentingan nasional yaitu terwujudnya kehidupan masyarakat yang
demokratis, aman, tentram, dan damai. Namun bukan berarti masyarakat indonesia
harus seteril dari budaya asing. Artinya, pengaruh budaya asing harus di terima
apa bila diperlukandalam membangun masyarakat indonesia yang moderen.namun,
perlu diingat bbahwa masyarakat modern bukan berarti masarakat yang berbudaya
barat, melainkan masyarakat yang tetap berpijak pada akar budayanya. Dengan
kata lain, nilai-nilai kehidupan yang telah mengakar harus menjadi dasar dan
pradigma pembangunan bidang sosial budaya.
Baik buruknya perencanaan, proses, dan hasil pembangunan
bidang sosial budaya harus diukur dengan pancasila. Meskipun demikian, kita
harus menyadari bahwa penggunaan pancasilasebagai pradigma pembangunan bidang
sosial budaya bukan satu-satunya jaminan akan tercapainya keberhasilan secara
optimal. Banyak faktoe yang dapat mempengaruhi keberhasilannya, seperti
keyakinan bangsa indonesia terhadap kebenaran nilai-nilai panccasila,
konsekuenn tidaknya bangsa indonesia melaksanakan pancasila, pengaruh
nilai-nilai asing yang terus masuk seiring dengan proses globalisasi.
Nilai-nilai pancasila harus dihayati dan diamalkan
kembali agar dapat menjadi dasar pembangunan bidang sosial budaya. Ddalam
tataran filsafati, pancasila pada hakekatnya bersifat humanistik. Artinya,
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dasarnya bersumber pada harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk hidup yang berbudaya. Pancasila sebagai
pradigma memiliki cirikhas sebagai berikut :
1.
Universal karena mampu melepaskan
simbol-simbol dari keterkaitan struktur.
2.
Transedental karena mampu meningkatkan
derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan sepiritual.
Atas dasar argumen diatas, semua elemen masyarakat
dapat berpartisipasi secara rasional, proposional, dan realistis dalam
membangun tatanan sosial budaya. Keberhasilan pembangunan bidang oni merupakan
modal yang setrategis menuju masyarakat yang aman, tentram, adil, dan makmur.
D. ISI BUTIR-BUTIR PANCASILA
Sila pertama (Bintang)
- Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
- Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Sila kedua
(Rantai)
- Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
- Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
- Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
- Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
- Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Sila ketiga
(Pohon Beringin)
- Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
- Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
- Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
- Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
- Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
- Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila keempat
(Kepala Banteng)
- Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
- Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
- Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
- Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
- Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
- Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
- Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
- Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
- Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Sila kelima
(Padi Dan Kapas)
- Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
- Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
- Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
- Menghormati hak orang lain.
- Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
- Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
- Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
- Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
- Suka bekerja keras.
- Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
- Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
E. PLURALISME
DALAM BUDAYA INDONESIA
Pluralisme
juga menggambarkan suatu keadaan masyarakat di mana setiap individu atau
kelompok yang berbeda-beda dapat memperkaya peran mereka dalam suatu masyarakat
sebagai social fabric.
Pluralisme
merupakan pandangan post modern yang mengatakan bahwa semua kebudayaan manusia
harus di hargai dan diperhaitkan. Tak ada satu kebudayaan atau masyarakat pun
yang superior terhadap kebudayaan atau masyarakat yang lain, bahwa setiap
kebudayaan mempunyai kontribusi tertentu terhadap proses memanusisosial budaya.Pandangan
ini wajar, karena dalam masyarakat kenyataannya sering kali kata menemukan
adanya kebudayaan dan sepakat kebudayaan dari komunitas atau masyarakat
tertentu yang tidak kita ketahui secar epasti.
Oleh Karena itu, dalam masyarakat dimana kita hidup
bersama, tidak ada kebudayaan yang tidak setara, karena setiap kebudayaan harus
diakui, dihargai secara rasional oleh penduduk yang beragam tesis utama
pluralisme sering digunakan dalam ilmu politik secara konservatif, bahwa
kekuasaan sosial-ekonomi harus disebarkan secara berimbang di antara semua
kelompok dalam masyarakat.
Pluralisme menggambarkan kenyataan bahwa dalam
masyarakat terdapat kelompok-kelompok etnik tidak teraktualisasi ke dalam
identitas budaya etniknya pada umumnya, kelompok ini memiliki perilaku yang
berbeda, contoh : berbicara dengan bahasa yang lain dari bahasa etniknya,
memeluk agama yang berbeda dari mayoritas agama yang di peluk etniknya, dll.
Dan terbentuknya pluralisme yang menjadi struktur dalam masyarakat yang
menggambarkan perbedaan budaya di antara kelompok-kelompok etnik dan perbedaan
tersebut hanya terletak pada wilayah struktur social yang mempunyai unsur
budaya yang sama dengan budaya dominannya mereka selalu tampil dengan budaya
tertentu (subkultur) yang terpisah dari kelompok dominan.
F. PENGERTIAN
BUDAYA
Kebudayaan atau yang kita sebut peradaban adalah suatu
pemahaman yang meliputi; pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum,
adat-istiadat yang diperoleh dari anggota masyarakat. (taylor: 1997).
Konsep
kebudayaan.
Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “budhaya”
atau “Bodhi” yang berarti budi atau akal. Budaya dapat dipisah dengan kata
majemuk “budhi” dan “dhaya” yang berupa, cita, rasa, karsa dan karya (Kuncoro
Ningrat : 1980). Dimensi wujud kebudayaan yaitu; gagasan, konsep, pemikiran
manusia. Wujud ini disebut kebudayaan yang bersifat abstrak.
Dimensi aktifitas disebut juga sistem sosial, berupa
aktifitas manusia yang saling berinteraksi. Sifat konkrit dapat diamati atau
diobservasi.
Unsur-unsur
budaya
A. Peraturan
dan Perlengkapan Hidup Manusia (pakaian, perumahan, transportasi), dan
sebagainya.
B. Mata
Pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi ( pertanian, peternakan, system
produksi).
C. Sistem
Kemasyarakatan ( system kemasyarakatan, orpol, system hokum dan lain-lain).
D. Bahasa
(secara lisan maupun tulisan).
E. Kesenian
(seni rupa, suara, gerak, pahat, dan lain-lain).
G. JENIS BUDAYA DI INDONESIA
A.
Kebudayaan Modern
Kebudayaan ini biasanya berasal dari manca Negara yang
datang ke Indonesia merupakan budaya atau kesienian import. Seperti, ekting,
penampilan dan kemampuan menggerakkan diri didasari sifat komersial. Budaya
modern lebih mengesampingkan norma, gaya menjadi idola masyarakat dan merupakan
target sasaran, contoh: film, music jazz dll.
B.
Kebudayaan Tradisional
Bersumber dari daerah setempat. Penampilan
mengutamakan norma yang mengedepankan intuisi bahkan bersifat bimbang.
H. Model
Pluralism Budaya
Sebagaimana sudah diuraikan pada halaman sebelumnya
tentang pluralisme dan pluralisme budaya, kerap kali konflik terjadi karena
setiap kelompok etnik tidak mengakui perbedaan kebudayaan yang ada dalam
masyarakat. Akibatnya setiap akan mengajak etniknya pada level superior dan
menjadikan etnik lain sebagai inferior.
Model pluralism ini dapat menolong kita melakukan
resolusi konflik “misalnya” untuk mengurangi konflik antar etnik individu,
kelompok diajak memberikan reaksi tertentu terhadap pengaruh lingkungan social
dengan mengadopsi kebudayaan yang baru masuk tersebut. Itulah asimilasi antaretnik.
Disamping asimilasi, factor yang membuat kita dapat menyelesaikan konflik antar
etnik adalah akomodasi. Dalam proses akomodasi, ada dua etnik/ lebih yang
mengalami konflik harus menerima perbedaan budaya, dan perubahan penerimaan itu
harus melalui penyatuan penciptaan kepentingan bersama.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Sebagai
mahasiswa tentu kita harus mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi terhadap
bangsa dan negara kita dengan cara kita harus mengetahui dan memahami isi dari
butir-butir Pancasila. Setelah kita memahami baru kita mengamalkan nilai-nilai
pancasila tadi dalam kehidupan sehari-hari, baik di masyarakat maupun di
kalangan kampus yang notabene adalah sebagai mahasiswa.
Namun bukan hanya mahasiswa saja
melainkan setiap lapisan masyarakat
Indonesia harus mempunyai jiwa nasonalisme dan mampu mengamalkan setiap
nilai-nilai liuhur yang berada dalam pancasila. Kita sebagai warga negara
Indonesia kita wajib menghormati dan menghargai setiap perbedaan yang ada di
Indonesia, banyak ragam suku, ras, dan budaya aka oleh karena itu kita harus
bersatu dalam menghormati daan menghargai setiap perbedaan yang ada. Seiring
masuknya budaya asing di negara kita maka kita harus mempunyai sikap yang
selektif dalam menanggapi masuknya budaya asing ke negara kita. Dengan itu maka
kita tidak boleh melupakan budaya asli atau dasar yang kita miliki dan jadikan
budaya asing hanya pendamping dalam perkembangan jaman
Saran
:
Setiap warga
negara indonesia wajib diberikan pengertian dan ditanamkan jiwa nasionalisme
demi bersatunya warga negara indonesia, kita wajib menghargai setiap perbedaan
yang ada karena itu adalah cirikhas warga negara Indonesia yang mempunya
berbagai Macam keaneragaman. Kita harus menghargai dan menghormati perbedaan
tersebut jangan sampai terjadi perpecah belahaan yang dapat mengakibatkan
lemahnya bangsa Inndonesia karena terjadinya perbedaan yang mengancam perpecah
belahan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Pendidikan Pancasila (Edisi Revisi 2013), BAB VII tentang Pancasila Sebagai
Etika Politik.
2. Buku
Pendidikan Pancasila (Edisi Revisi 2016), BAB VIII tentang Pancasila Sebagai
Pradigma Pembangunan Nasional.
3. Ebook
pendidikan Pancasila
4. Makalah
Plurallisme Kebudayaan Indonesia http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/bab-04-kebudayaan-dan-masyarakat.pdf
No comments:
Post a Comment